Man City, klub yang saat ini mempunyai uang tak terbatas akhirnya gagal mencapai kesepakatan dengan Milan perihal masa depan Kaka. Bahkan, mereka hanya mencapai tahap awal negosiasi. City walaupun dibekali dengan transfer budget yang banyak tetap saja tak mampu membeli kesetiaan seorang pemain macam Kaka.
Kaka walau telah diiming-imingi gaji terbesar sepanjang sejarah sepakbola dunia tetap saja bertahan di San Siro. Baginya, kepuasan bermain lebih penting dibanding uang. Memang, segalanya tidak bisa didapat uang walau segalanya butuh uang. Buktinya adalah Kaka yang tidak pindah ke City of Manchester Stadium dikarenakan dia masih sangat mencintai Milan dan ingin sampai tua di AC Milan.
Saya rasa, sulit mencari pemain model Kaka yang religius, tidak sombong, tidak materialistis dan setia. Mungkin "pemain terbaik dunia" pun akan tergiur unutk pindah. Lagipula, Ronaldo tidak memiliki perilaku yang Kaka miliki. Dia amat sombong, matre dan tidak setia dan cepat atau lambat Ronaldo akan meninggalkan Old Trafford (We'll see).
Selasa, Januari 20, 2009
Senin, Januari 19, 2009
Braida Bodoh!!
AC Milan telah melakukan kesalahan besar dengan dijualnya Kaka "The Golden Boy" ke City of Manchester Stadium dengan harga sekitar 110m euro. Milan yang sekarang adalah sebuah tim yang mata duitan karena nekat sekali mereka menjual mereka. Padahal Kaka ingin tua di Milan dan Kaka pun malah bangga ketika Milan merefuse tawaran Madrid dan Chelsea tepat setahun lalu.
Ketika Kaka tahu bahwa Milan menjual dirinya, Kaka pun langsung marah dan menangis sejadi-jadinya di restoran milik Seedorf. Sungguh aneh memang dengan apa yang dilakukan Braida selaku penanggung jawab transfer Kaka ke City. Dia lebih mementingkan uang yang hanya sementara dibanding kesetiaan seorang pemain yang ingin menjadi ikon klub dan juga inin terus bertahan sampai pensiun.
Padahal, dulu Milan adalah sebuah klub yang menghargai kesetiaan seorang pemain macam Pirlo, Gattuso dan Maldini. Saat itu, Gattuso ditawar United namun Milan lebih memilih menolaknya. Hal yang sama juga terjadi pada Pirlo. Saat itu Pirlo ditawar klub tetangga namun Milan pun menolak. Namun mengapa saat Kaka ditawar City, Milan seperti tak berdaya unutk menolak?
Apakah memang kubu Milan lebih butuh uang dibanding kesetiaan pemain dan apresiasi dari para fans. Saya yakin Milan akan jatuh sangat dalam tahun ini jika mereka benar-benar menjual Kaka. Ancelotti, Braida dan Galliani adalah orang bodoh.
Ketika Kaka tahu bahwa Milan menjual dirinya, Kaka pun langsung marah dan menangis sejadi-jadinya di restoran milik Seedorf. Sungguh aneh memang dengan apa yang dilakukan Braida selaku penanggung jawab transfer Kaka ke City. Dia lebih mementingkan uang yang hanya sementara dibanding kesetiaan seorang pemain yang ingin menjadi ikon klub dan juga inin terus bertahan sampai pensiun.
Padahal, dulu Milan adalah sebuah klub yang menghargai kesetiaan seorang pemain macam Pirlo, Gattuso dan Maldini. Saat itu, Gattuso ditawar United namun Milan lebih memilih menolaknya. Hal yang sama juga terjadi pada Pirlo. Saat itu Pirlo ditawar klub tetangga namun Milan pun menolak. Namun mengapa saat Kaka ditawar City, Milan seperti tak berdaya unutk menolak?
Apakah memang kubu Milan lebih butuh uang dibanding kesetiaan pemain dan apresiasi dari para fans. Saya yakin Milan akan jatuh sangat dalam tahun ini jika mereka benar-benar menjual Kaka. Ancelotti, Braida dan Galliani adalah orang bodoh.
Rabu, Januari 14, 2009
Kesalahan di Sekeliling Kita
Telah banyak terjadi kesalahan berbudaya di bumi nusantara ini. Kita tidak menyadarinya bahwa itu adalah sebuah kesalahan besar. Sebaiknya kita perbaiki kesalahan ini agar generasi penerus tidak mewariskan kesalahan demi kesalahan.
Berikut beberapa kesalahan yang saya kumpulkan dari berbagai sumber:
-Memberi uang saat menghadiri resepsi pernikahan
-Memberi label suatu makanan atau minuman dengan label halal
-Tidak memberi uang atau bantuan lain bagi keluarga yang anggota keluarganya meninggal
That's it. I will update it if i know more.
Berikut beberapa kesalahan yang saya kumpulkan dari berbagai sumber:
-Memberi uang saat menghadiri resepsi pernikahan
-Memberi label suatu makanan atau minuman dengan label halal
-Tidak memberi uang atau bantuan lain bagi keluarga yang anggota keluarganya meninggal
That's it. I will update it if i know more.
Kapan Kalian Melakukannya Pemimpin Arab??
Venezuela, sebuah negara di Amerika Selatan yang mempunyai teritori negara yang jauh dari Palestina telah melakukan tindakan yang tidak diprediksi sebelumnya. Venezuela telah mengusir dubes Israel besrta para staffnya untuk angkat kaki dari bumi Venezuela sebagai respon atas agresi Israel yang terus berkelanjutan hingga hari ini dan menewaskan sebanyak 700 orang dan melukai ribuan lainnya.
Sungguh perbuatan yang patut dipuji dan perlu dibanggakan karena ternyata masih ada negara yang berani menentang Israel selain Iran. Padahal, Venezuela mungkin belum terlalu akrab dengan Palestina dan malah mungkin mereka tidak menjalin hubungan diplomatik sama sekali disebabkan jarak yang jauh diantara keduanya.
Tapi ternyata Venezuela lebih peduli terhadap Palestina dibanding Yordani dan Mesir yang sangat dekat dengan Palestina. Tapi malah Mesir tidak berbuat apa-apa malah justru memblokade Gaza dari bantuan kemanusiaan agar penduduk Gaza lebih cepat musnah. Namun, setelah mereka memblokade Gaza, mereka lalu mengutuk aksi Israel di Gaza. Sangat keparat sekali Hosni Mubarak itu.
Lain halnya dengan Arab Saudi yang secara terang-terangan menolak untuk menekan AS dengan kekuatan minyak yang mereka miliki. Mereka lebih mementingkan uang dibanding persahabatan. Aksi berkebalikan justru datang dari negeri tetangga Indonesia, Malaysia. Mereka sudah hampir dipastikan memboikot semua produk Zionis. Juga Indonesia yang telah mengucurkan sebanyak 4 M kepada Palestina.
Walaupun uang yang Indonesia kucurkan tidak banyak namun itu sudah terhitung sangat baik bagi Indonesia mengingat Indonesia saat ini sedang berada dalam krisis berkepanjangan. Dibanding pemimipin Arab yang hanya mengecam dan berdiam diri tidak peduli terhadap apa yang saudara seiman mereka alami. Apakah kecaman mereka berguna sedangkan PBB saja tidak dihiraukan Israel.
Semoga saja bangsa Arab tersentuh hatinya untuk menolong saudara kita di Gaza walaupun apa yang mereka berikan hanya sedikit tapi itu pasti berarti bagi mereka. Amin.
Sungguh perbuatan yang patut dipuji dan perlu dibanggakan karena ternyata masih ada negara yang berani menentang Israel selain Iran. Padahal, Venezuela mungkin belum terlalu akrab dengan Palestina dan malah mungkin mereka tidak menjalin hubungan diplomatik sama sekali disebabkan jarak yang jauh diantara keduanya.
Tapi ternyata Venezuela lebih peduli terhadap Palestina dibanding Yordani dan Mesir yang sangat dekat dengan Palestina. Tapi malah Mesir tidak berbuat apa-apa malah justru memblokade Gaza dari bantuan kemanusiaan agar penduduk Gaza lebih cepat musnah. Namun, setelah mereka memblokade Gaza, mereka lalu mengutuk aksi Israel di Gaza. Sangat keparat sekali Hosni Mubarak itu.
Lain halnya dengan Arab Saudi yang secara terang-terangan menolak untuk menekan AS dengan kekuatan minyak yang mereka miliki. Mereka lebih mementingkan uang dibanding persahabatan. Aksi berkebalikan justru datang dari negeri tetangga Indonesia, Malaysia. Mereka sudah hampir dipastikan memboikot semua produk Zionis. Juga Indonesia yang telah mengucurkan sebanyak 4 M kepada Palestina.
Walaupun uang yang Indonesia kucurkan tidak banyak namun itu sudah terhitung sangat baik bagi Indonesia mengingat Indonesia saat ini sedang berada dalam krisis berkepanjangan. Dibanding pemimipin Arab yang hanya mengecam dan berdiam diri tidak peduli terhadap apa yang saudara seiman mereka alami. Apakah kecaman mereka berguna sedangkan PBB saja tidak dihiraukan Israel.
Semoga saja bangsa Arab tersentuh hatinya untuk menolong saudara kita di Gaza walaupun apa yang mereka berikan hanya sedikit tapi itu pasti berarti bagi mereka. Amin.
Minggu, Januari 11, 2009
Saudi Terlalu Rakus !!
Entah apa alasannya sehingga Arab Saudi akhirnya melontarkan penolakannya untuk menggunakan minyak sebagai senjata untuk membantu saudaranya di Gaza. Arab Saudi telah dengan jelas menolak menggunakan kekuatan minyak yang mereka miliki untuk menekan Amerika Serikat agar menghentikan kejahatan dan kekejian zionis Israel yang telah jelas-jelas melakukan aksi terorisme di Palestina.
Penolakan tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Sud Al-Faisal kepada wartawan di New York. Di sela perdebatan Dewan Keamanan mengenai serangan pasukan Israel yang telah menghilangkan tak kurang dari 689 nyawa warga Palestina, Pangeran Sud Al-Faisal menyatakan, "Minyak bukan senjata. Anda tak dapat mengubah suatu konflik dengan menggunakan minyak".
Selanjutnya, ia justru hanya menyerahkan konflik yang terjadi di Gaza tersebut kepada PBB. Menurutnya, Dewan Keamanan PBB lah yang seharusnya menghentikan aksi membabi buta yang dilakukan oleh Israel tersebut. Lebih lengkapnya, ia mengatakan, "Tanggung jawab Dewan Keamananlah untuk membantu mengakhiri setiap konflik segera setelah konflik tersebut muncul. Dan konflik saat ini di Jalur Gaza tidak terkecuali".Dalam tambahannya, Arab Saudi pun menyatakan bahwa jika tuntutan itu tidak di laksanakan, maka perlu dipertanyakan lagi mengenai peran dan eksistensi PBB di dunia internasional.
"Jika Dewan Keamanan tak melakukan tindakan, itu tentu saja menimbulkan tanda-tanya mengenai kredibilitasnya," demikian pernyataan yang ditambahkannya kepada publik.Meskipun Kepala Diplomat Arab Saudi tersebut telah menyampaikan dukungan terhadap resolusi yang diajukan Libya mengenai gencatan senjata yang harus segera diwujudkan antara Israel dan Palestina, namun kepala diplomat luar negeri Peracis, AS, dan Inggris saat ini tengah mengupayakan adanya kesepakatan Dewan mengenai pernyataan yang tidak mengikat, yang akan digunakan untuk mendukung rencana gencatan senjata yang telah diajukan oleh Presiden Mesir, Hosni Mubarak.
Setelah melakukan temu bicara dengan rekannya di Perancis, Nicholas Sakkorzy, Mubarak akhirnya mengajukan usul tiga tahap mengenai diakhirinya Perang antara Hamas dan Israel di Gaza. Berkenaan dengan hal tersebut, Pangeran Saud mengatakan, "Gagasan Presiden Mubarak tak bertentangan atau bertolak belakang dengan usul (Libya) yang diajukan kepada Dewan Keamanan. Sebenarnya, itu melengkapinya," kata Pangeran Saud.Mubarak mengajukan rencana gencatan senjata segera dalam jangka waktu tertentu yang bertujuan agar akses bantuan kemanusiaan dapat terbuka dan bantuan yang ditujukan ke warga di Jalur Gaza dapat masuk.
Dalam hal ini, Mubarak mengundang kedua belah pihak yang tengah berselisih, yaitu Palestina dan Israel agar datang ke Mesir dan membicarakan masalah keamanan di Jalur Gaza, membuka tempat penyeberangan, serta mencabut blokade yang dilakukan oleh Israel di Jalur Gaza.Yang lagi-lagi mengecewakan adalah bahwa pada hari Rabu kemarin Dewan Keamanan PBB telah gagal mencapai kata sepakat mengenai solusi untuk menghentikan konflik yang tengah berlangsung di Gaza dalam waktu yang sudah sangat lama tersebut.
Sekali lagi sebuah alasan mengapa para nabi diturunkan di Jazirah Arab, tidak lain karena ketamakan mereka dan juga pengkhianatan mereka atas bangsa lain yang bahkan serumpun juga seiman!! Dimana moral mereka? Dimana akal mereka? Apa yang mereka terapkan dari ajaran yang mereka anut selama ini? Bisakah anda bayangkan betapa sakit hatinya bangsa Palestina melihat kenyataan bahwa saudara mereka lebih menghargai uang daripada nyawa setiap orang?
Bagaimana komentar anda tentang sikap bangsa Saud ini? Tamakkah mereka? Atau anda membenarkan tindakan amoral ini?
Penolakan tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Sud Al-Faisal kepada wartawan di New York. Di sela perdebatan Dewan Keamanan mengenai serangan pasukan Israel yang telah menghilangkan tak kurang dari 689 nyawa warga Palestina, Pangeran Sud Al-Faisal menyatakan, "Minyak bukan senjata. Anda tak dapat mengubah suatu konflik dengan menggunakan minyak".
Selanjutnya, ia justru hanya menyerahkan konflik yang terjadi di Gaza tersebut kepada PBB. Menurutnya, Dewan Keamanan PBB lah yang seharusnya menghentikan aksi membabi buta yang dilakukan oleh Israel tersebut. Lebih lengkapnya, ia mengatakan, "Tanggung jawab Dewan Keamananlah untuk membantu mengakhiri setiap konflik segera setelah konflik tersebut muncul. Dan konflik saat ini di Jalur Gaza tidak terkecuali".Dalam tambahannya, Arab Saudi pun menyatakan bahwa jika tuntutan itu tidak di laksanakan, maka perlu dipertanyakan lagi mengenai peran dan eksistensi PBB di dunia internasional.
"Jika Dewan Keamanan tak melakukan tindakan, itu tentu saja menimbulkan tanda-tanya mengenai kredibilitasnya," demikian pernyataan yang ditambahkannya kepada publik.Meskipun Kepala Diplomat Arab Saudi tersebut telah menyampaikan dukungan terhadap resolusi yang diajukan Libya mengenai gencatan senjata yang harus segera diwujudkan antara Israel dan Palestina, namun kepala diplomat luar negeri Peracis, AS, dan Inggris saat ini tengah mengupayakan adanya kesepakatan Dewan mengenai pernyataan yang tidak mengikat, yang akan digunakan untuk mendukung rencana gencatan senjata yang telah diajukan oleh Presiden Mesir, Hosni Mubarak.
Setelah melakukan temu bicara dengan rekannya di Perancis, Nicholas Sakkorzy, Mubarak akhirnya mengajukan usul tiga tahap mengenai diakhirinya Perang antara Hamas dan Israel di Gaza. Berkenaan dengan hal tersebut, Pangeran Saud mengatakan, "Gagasan Presiden Mubarak tak bertentangan atau bertolak belakang dengan usul (Libya) yang diajukan kepada Dewan Keamanan. Sebenarnya, itu melengkapinya," kata Pangeran Saud.Mubarak mengajukan rencana gencatan senjata segera dalam jangka waktu tertentu yang bertujuan agar akses bantuan kemanusiaan dapat terbuka dan bantuan yang ditujukan ke warga di Jalur Gaza dapat masuk.
Dalam hal ini, Mubarak mengundang kedua belah pihak yang tengah berselisih, yaitu Palestina dan Israel agar datang ke Mesir dan membicarakan masalah keamanan di Jalur Gaza, membuka tempat penyeberangan, serta mencabut blokade yang dilakukan oleh Israel di Jalur Gaza.Yang lagi-lagi mengecewakan adalah bahwa pada hari Rabu kemarin Dewan Keamanan PBB telah gagal mencapai kata sepakat mengenai solusi untuk menghentikan konflik yang tengah berlangsung di Gaza dalam waktu yang sudah sangat lama tersebut.
Sekali lagi sebuah alasan mengapa para nabi diturunkan di Jazirah Arab, tidak lain karena ketamakan mereka dan juga pengkhianatan mereka atas bangsa lain yang bahkan serumpun juga seiman!! Dimana moral mereka? Dimana akal mereka? Apa yang mereka terapkan dari ajaran yang mereka anut selama ini? Bisakah anda bayangkan betapa sakit hatinya bangsa Palestina melihat kenyataan bahwa saudara mereka lebih menghargai uang daripada nyawa setiap orang?
Bagaimana komentar anda tentang sikap bangsa Saud ini? Tamakkah mereka? Atau anda membenarkan tindakan amoral ini?
Label:
Asal Anda Tahu Saja...,
Islam,
Nasihat Bijak
Sabtu, Januari 03, 2009
Kamis, Januari 01, 2009
Ikhlas atau Merekayasa Kesan??
Seorang mahasiswa memberikan ceramah di depan ratusan jamaah masjid di sebuah dusun kecil. Kebanyakan pendengarnya adalah orang yang tingkat pendidikannya sampai SD saja. Dengan bersemangat ia berkata, "Dalam menghadapi era globalisasi, ketika perilaku umat manusia distandardasi, ketika interpendensi diantara berbagai bangsa terjadi, umat Islam harus mampu melakukan antisipasi."
Mahasiswa itu tahu betul bahwa pendengarnya berlatar pendidikan rendah dan sudah pasti tak memahami pembicaraannya. Tapi, memang ia berceramah bukan untuk memberikan informasi yang dapat dipahami tapi ia sedang mengelola kesan bahwa Mas Mahasiswa itu orang pintar. Buktinya? Pembicaraannya tak dipahami.
Erving Goffman dalam bukunya The Presentation of Self in Everyday Life, menyebut perilaku mahasiswa sebagai penyajian diri (Presentation of Self). Itu artinya mahasiswa tadi tidak ikhlas karena Allah namun agar dipuji orang dan perilaku seperti ini termasuk penyakit hati.
Untuk mengelola kesan, selain pembicaraan (dengan bahasa - bahasa yang asing), kita juga menggunakan visual. Anda busungkan dada anda dengan mata yang menatap lurus ke depan sehingga menimbulkan kesan "BOS".
Sambil mengenakan pakaian trendy dan parfum mahal, anda menyerahkan credit card kepada pelayan restoran. Anda sedang menggunakan penampilan untuk mengelola kesan agar orang tahu bahwa nada adalah pengusaha sukses.
Sumber: Membuka Tirai Kegaiban hal 103 oleh Kang Jalal.
Mahasiswa itu tahu betul bahwa pendengarnya berlatar pendidikan rendah dan sudah pasti tak memahami pembicaraannya. Tapi, memang ia berceramah bukan untuk memberikan informasi yang dapat dipahami tapi ia sedang mengelola kesan bahwa Mas Mahasiswa itu orang pintar. Buktinya? Pembicaraannya tak dipahami.
Erving Goffman dalam bukunya The Presentation of Self in Everyday Life, menyebut perilaku mahasiswa sebagai penyajian diri (Presentation of Self). Itu artinya mahasiswa tadi tidak ikhlas karena Allah namun agar dipuji orang dan perilaku seperti ini termasuk penyakit hati.
Untuk mengelola kesan, selain pembicaraan (dengan bahasa - bahasa yang asing), kita juga menggunakan visual. Anda busungkan dada anda dengan mata yang menatap lurus ke depan sehingga menimbulkan kesan "BOS".
Sambil mengenakan pakaian trendy dan parfum mahal, anda menyerahkan credit card kepada pelayan restoran. Anda sedang menggunakan penampilan untuk mengelola kesan agar orang tahu bahwa nada adalah pengusaha sukses.
Sumber: Membuka Tirai Kegaiban hal 103 oleh Kang Jalal.
Label:
Asal Anda Tahu Saja...,
Islam,
Nasihat Bijak
Apa Makna Ikhlas?
Ikhlas dengan indah digambarkan dalam doa iftitah. Kita berjanji setiap shalat, "Sesungguhnya shalatku, pengorbananku, hidupku, dan matiku Lillahi Rabbil Alamin." Jadi, ikhlas adalah mengerjakan segala sesuatu lillah. Apa itu Lillah?
Ada tiga makna "lillah". Pertama, karena Allah. Kedua, untuk Allah. Ketiga, kepunyaan Allah. Makna ini sekaligus menunjukkan tingkat keikhlasan. Untuk Allah adalah ikhlas yang paling tinggi.
Mari lihat yang pertama: karena Allah. Bila anda memberikan bantuan pada kepada orang susah karena anda tahu bahwa Allah menyuruh seperti itu, anda beramal karena Allah. Namun, jika anda menghentikan bantuan anda karena ternyata orang yang anda bantu tidak tahu terimakasih maka anda tidak ikhlas. Amal anda dipengaruhi reaksi orang lain. Anda bersemangat ketika anda dipuji namun tidak bergairah ketika orang lain acuh tak acuh pada anda.
Bagaimana bila nada menuntut upah setelah memberikan ceramah / pengajian / dzikir bersama?? Bila anda menuntut upah karena anda tahu bahwa Allah melalui rasul-Nya menyuruh anda menuntut hak anda, anda masih ikhlas.
Namun, anda menjadi tidak ikhlas justru ketika anda menolak untuk menerima hak anda, karena takut disebut tidak ikhlas. Atau anda tolak pemberian orang karena menjalankan perintah Allah tetapi karena menginginkan kesan tertentu pada orang banyak.
Sumber: Membuka Tirai Kegaiban oleh Ust. Jalaluddin Rakhmat
Ada tiga makna "lillah". Pertama, karena Allah. Kedua, untuk Allah. Ketiga, kepunyaan Allah. Makna ini sekaligus menunjukkan tingkat keikhlasan. Untuk Allah adalah ikhlas yang paling tinggi.
Mari lihat yang pertama: karena Allah. Bila anda memberikan bantuan pada kepada orang susah karena anda tahu bahwa Allah menyuruh seperti itu, anda beramal karena Allah. Namun, jika anda menghentikan bantuan anda karena ternyata orang yang anda bantu tidak tahu terimakasih maka anda tidak ikhlas. Amal anda dipengaruhi reaksi orang lain. Anda bersemangat ketika anda dipuji namun tidak bergairah ketika orang lain acuh tak acuh pada anda.
Bagaimana bila nada menuntut upah setelah memberikan ceramah / pengajian / dzikir bersama?? Bila anda menuntut upah karena anda tahu bahwa Allah melalui rasul-Nya menyuruh anda menuntut hak anda, anda masih ikhlas.
Namun, anda menjadi tidak ikhlas justru ketika anda menolak untuk menerima hak anda, karena takut disebut tidak ikhlas. Atau anda tolak pemberian orang karena menjalankan perintah Allah tetapi karena menginginkan kesan tertentu pada orang banyak.
Sumber: Membuka Tirai Kegaiban oleh Ust. Jalaluddin Rakhmat
Label:
Asal Anda Tahu Saja...,
Islam,
Nasihat Bijak
Ternyata Allah Merahasiakan Aib Kita
Pada zaman Nabi Musa ‘alaihis salam, bani Israel ditimpa musim kemarau yang berkepanjangan. Mereka pun berkumpul mendatangi Nabi mereka. Mereka berkata, “Ya Kaliimallah, berdoalah kepada Rabbmu agar Dia menurunkan hujan kepada kami.” Maka berangkatlah Musa ‘alaihis salam bersama kaumnya menuju padang pasir yang luas.
Waktu itu mereka berjumlah lebih dari 70 ribu orang. Mulailah mereka berdoa dengan keadaan yang lusuh dan kumuh penuh debu, haus dan lapar.
Nabi Musa berdoa, “Ilaahi! Asqinaa ghaitsak…. Wansyur ‘alaina rahmatak… warhamnaa bil athfaal ar rudhdha’… wal bahaaim ar rutta’… wal masyaayikh ar rukka’…..”
Setelah itu langit tetap saja terang benderang… matahari pun bersinar makin kemilau… (maksudnya segumpal awan pun tak jua muncul).
Kemudian Nabi Musa berdoa lagi, “Ilaahi … asqinaa….”
Allah pun berfirman kepada Musa, “Bagaimana Aku akan menurunkan hujan kepada kalian sedangkan di antara kalian ada seorang hamba yang bermaksiat sejak 40 tahun yang lalu. Umumkanlah di hadapan manusia agar dia berdiri di hadapan kalian semua. Karena dialah, Aku tidak menurunkan hujan untuk kalian…”
Maka Musa pun berteriak di tengah-tengah kaumnya, “Wahai hamba yang bermaksiat kepada Allah sejak 40 tahun… keluarlah ke hadapan kami…. karena engkaulah hujan tak kunjung turun…”
Seorang laki-laki melirik ke kanan dan kiri… maka tak seorang pun yang keluar di hadapan manusia… saat itu pula ia sadar kalau dirinyalah yang dimaksud…..
Ia berkata dalam hatinya, “Kalau aku keluar ke hadapan manusia, maka akan terbuka rahasiaku… Kalau aku tidak berterus terang, maka hujan pun tak akan turun.”
Maka hatinya pun gundah gulana… air matanya pun menetes….. menyesali perbuatan maksiatnya… sambil berkata lirih, “Ya Allah… Aku telah bermaksiat kepadamu selama 40 tahun… selama itu pula Engkau menutupi ‘aibku. Sungguh sekarang aku bertaubat kepada Mu, maka terimalah taubatku…”
Tak lama setelah pengakuan taubatnya tersebut, maka awan-awan tebal pun bermunculan… semakin lama semakin tebal menghitam… dan akhirnya turunlah hujan.
Musa pun keheranan, “Ya Allah, Engkau telah turunkan hujan kepada kami, namun tak seorang pun yang keluar di hadapan manusia.” Allah berfirman, “Aku menurunkan hujan kepada kalian oleh sebab hamba yang karenanya hujan tak kunjung turun.”
Musa berkata, “Ya Allah… Tunjukkan padaku hamba yang taat itu.”
Allah berfirman, “Ya Musa, Aku tidak membuka ‘aibnya padahal ia bermaksiat kepada-Ku, apakah Aku membuka ‘aibnya sedangkan ia taat kepada-Ku?!”
Mahasuci Allah dengan segala keagungannya..
Waktu itu mereka berjumlah lebih dari 70 ribu orang. Mulailah mereka berdoa dengan keadaan yang lusuh dan kumuh penuh debu, haus dan lapar.
Nabi Musa berdoa, “Ilaahi! Asqinaa ghaitsak…. Wansyur ‘alaina rahmatak… warhamnaa bil athfaal ar rudhdha’… wal bahaaim ar rutta’… wal masyaayikh ar rukka’…..”
Setelah itu langit tetap saja terang benderang… matahari pun bersinar makin kemilau… (maksudnya segumpal awan pun tak jua muncul).
Kemudian Nabi Musa berdoa lagi, “Ilaahi … asqinaa….”
Allah pun berfirman kepada Musa, “Bagaimana Aku akan menurunkan hujan kepada kalian sedangkan di antara kalian ada seorang hamba yang bermaksiat sejak 40 tahun yang lalu. Umumkanlah di hadapan manusia agar dia berdiri di hadapan kalian semua. Karena dialah, Aku tidak menurunkan hujan untuk kalian…”
Maka Musa pun berteriak di tengah-tengah kaumnya, “Wahai hamba yang bermaksiat kepada Allah sejak 40 tahun… keluarlah ke hadapan kami…. karena engkaulah hujan tak kunjung turun…”
Seorang laki-laki melirik ke kanan dan kiri… maka tak seorang pun yang keluar di hadapan manusia… saat itu pula ia sadar kalau dirinyalah yang dimaksud…..
Ia berkata dalam hatinya, “Kalau aku keluar ke hadapan manusia, maka akan terbuka rahasiaku… Kalau aku tidak berterus terang, maka hujan pun tak akan turun.”
Maka hatinya pun gundah gulana… air matanya pun menetes….. menyesali perbuatan maksiatnya… sambil berkata lirih, “Ya Allah… Aku telah bermaksiat kepadamu selama 40 tahun… selama itu pula Engkau menutupi ‘aibku. Sungguh sekarang aku bertaubat kepada Mu, maka terimalah taubatku…”
Tak lama setelah pengakuan taubatnya tersebut, maka awan-awan tebal pun bermunculan… semakin lama semakin tebal menghitam… dan akhirnya turunlah hujan.
Musa pun keheranan, “Ya Allah, Engkau telah turunkan hujan kepada kami, namun tak seorang pun yang keluar di hadapan manusia.” Allah berfirman, “Aku menurunkan hujan kepada kalian oleh sebab hamba yang karenanya hujan tak kunjung turun.”
Musa berkata, “Ya Allah… Tunjukkan padaku hamba yang taat itu.”
Allah berfirman, “Ya Musa, Aku tidak membuka ‘aibnya padahal ia bermaksiat kepada-Ku, apakah Aku membuka ‘aibnya sedangkan ia taat kepada-Ku?!”
Mahasuci Allah dengan segala keagungannya..
Langganan:
Postingan (Atom)