Kamis, November 13, 2008

Kristen Makin Membual!

Oréng Mêdurê (orang Madura) adalah suku yang kuat dan fanatik pada ajaran Islam. “Mateh odik paggun Islam!” Postulat adat yang berarti “hidup mati tetap Islam” ini sudah mendarah daging pada semua orang Madura. Tradisi keislaman dijaga ketat oleh orang Madura baik yang masih bermukim di pulau garam maupun orang yang merantau di luar pulau sampai ke luar negeri. Mereka begitu menghormati dan memuliakan ulama. Orang Madura adalah orang Islam, demikian kesan orang ketika menilai agama orang Madura.

Opini ini hendak dijebol oleh misionaris wanita asal Madura.Ev. Siti Muslikhah Rahayu, seorang penginjil wanita berdarah Madura dari Sampang, melakukan tour ceramah kesaksian di Jawa Tengah kurang lebih 2 bulan. Kesaksian yang dilakukan di Gereja Penabur Surakarta, Jawa Tengah yang diselenggarakan oleh Persekutuan Wanita Kristiani Surakarta, direkam dan dijual dalam bentuk VCD 2 keping bertitel “Isa Almasih Allahisalam.”1 Sayangnya, dalam VCD ini tak disebutkan kapan acara ini berlangsung.Dalam Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) yang berdurasi 150 menit ini, penginjil asal Madura memakai busana daerah khas Madura. Dialeg khas Madura terlihat begitu kental pada acara yang dihadiri oleh lebih kurang 200 jemaat yang kebanyakan beretnis Cina. Nampak di antara jemaat ini, istri Wakil Walikota Surakarta yang juga berdarah Madura, berasal dari Bangkalan.

Muslikhah memulai dengan pembacaan doa dan lagu pujian dalam bahasa Jawa. Sebelum memulai ceramah kesaksian, ia memperkenalkan bahwa acara ini juga diikuti oleh belasan orang Islam. Mereka diminta berdiri beberapa saat oleh sang penginjil.Dalam kesaksiannya, berulang kali penginjil Muslikhah menyebutkan bahwa ia dan keluarganya berlatar belakang Muhammadiyah fanatik. Katanya, orang tuanya Muhammadiyah fanatik yang tidak mengakui perkawinan dengan orang dari NU dan LDII.Penginjil wanita yang sekarang tinggal di Gresik, Jawa Timur ini berusaha menyihir audien dengan kesaksian bahwa dirinya ketika beragama Islam adalah seorang tokoh Islam yang ilmu keislamannya sangat dalam. Tak segan-segan ia mengaku berasal dari pondok pesantren, bekas guru ngaji yang dulunya dipanggil “bu nyai” oleh para muridnya. Ketika bicara pesantren, penginjil ini menyebutkan bahwa ajaran di pesantrennya melahirkan para santri yang ganas, tukang bakar gereja, dan penganiaya orang Kristen.

“Saya dulu adalah orang ganas, tukang bakar gereja, tukang menganiaya orang Kristen, penghujat dan penganiaya, karena sejak kecil saya ditanam di pesantren,” hasut sang Penginjil. Sayangnya, ia tak menyebutkan nama dan alamat pesantren yang dimaksudnya, sehingga validitas kesaksian bernuansa fitnah provokatif itu sulit dilacak.Dalam lagu-lagu rohani yang didendangkannya, wanita yang menjadi jemaat Gereja Pentakosta Internasional Indonesia (GPII) di Surabaya ini menjiplak lagu-lagu qasidah Islam dengan merubah bait syairnya. Lagu Zaman Wis Akhir milik Emha Ainun Najib, dicolong lalu divermak menjadi lagu rohani. “Jaman win akhir, jaman wis akhir bumine goyang. Poro manungso ayo podho neng grejo,” lantunnya.

Dalam lagu lainnya, ia mengkombinasikan syair Arab dan Jawa yang dilantunkan dengan cengkok (liuk-liuk) khas Madura:“Sakjeke aku nderek gusti, uripku tansah diberkahi. Atiku ayem tentrem, kabeh iku Gusti Yesus sing maringi. Matur nuwun Gusti Yesus, Kulo matur nuwun. Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah Isa Almasih Alhamdulillah.” Terjemah Indonesia: sejak aku ikut Tuhan hidupku selalu diberkati. Hatiku tenang tenteram, semua itu tuhan Yesus yang memberi. Alhamdulillah Isa Almasih alhamdulillah).Dalam kesaksiannya, penginjil Muslikhah menyerukan agar umat Kristen melancarkan pengkristenan umat dengan memperalat ayat-ayat Al-Qur’an. “Jadilah Penginjil yang setia. Banyak jiwa-jiwa perlu kita selamatkan lewat Shirotol Mustaqim yaitu Isa Almasih Alaihisalam Yesus Kristus Tuhan. Banyak jiwa-jiwa yang perlu diselamatkan lewat Al-Qur’an.”Teologi yang dijajakan Muslihah benar-benar amburadul.

Hal ini terbukti dalam kutipan ayat yang dilakukan secara ngawur. Ketika membahas doktrin Kristen bahwa semua manusia berdosa sejak lahir, ia mengutip Bibel kitab Roma 3:9-12 yang dijustifikasi oleh ayat yang menurutnya adalah ayat Al-Qur`an. Muslihah menyebutkan: “Di surat Al-Qur`an bahasa Indonesia menyebutkan: di dunia ini tidak ada yang benar di hadapan Allah. Semua orang berdosa, tapi karena kasih karunia Allah kita boleh diselamatkan asal kita percaya bahwa Yesus adalah Tuhan Juru Selamat. Dalam Al-Qur’an tidak ada kata Yesus, tapi yang ada adalah kata Rohul Allah.”Sayangnya, Muslikhah tak menyebutkan surat apa dan ayat berapa ayat Al-Qur`an yang dikutipnya di atas. Meski demikian, Tim FAKTA berani menjamin, siapapun tak ada yang bisa menunjukkan kutipan penginjil tersebut dalam Kitab Suci Al-Qur`an.

Dalam 6666 ayat Al-Qur`an, tak ada ayat yang berbunyi demikian. Ayat tersebut sejatinya diambil dari tulisan Paulus dalam Bibel:“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus” (Roma 3:23-24).Ayat ini biasa dipakai sebagai landasan doktrin Kristen bahwa semua manusia sejak lahir mengidap dosa warisan Adam. Dosa ini tidak bisa dihapus dengan taubat dan amal shalih, melainkan hanya bisa dihilangkan dengan iman kepada Yesus sebagai tuhan dan Juruselamat. Ini adalah ajaran Paulus yang bertentangan dengan ajaran Yesus. Karena dalam Injil Matius 19:14 Yesus mengatakan bahwa anak-anak kecil adalah empunya kerajaan sorga.

Berarti, menurut Yesus, anak-anak kecil masih suci, belum pernah berbuat dosa. Yesus juga mengajarkan bahwa di hari kiamat kelak semua orang bertanggungjawab atas perbuatannya masing-masing, tak ada penebusan dosa oleh orang lain: “...Pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya” (Matius 16: 27).Ayat yang dikutip oleh penginjil Muslikhah itu tidak akan ditemukan dalam Al-Qur`an, justru kontradiktif dengan ajaran Islam yang justru menentang doktrin dosa waris. Rasulullah bersabda: “Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci, maka karena orang tuanyalah dia menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi” (HR. Bukhari).Ev. Muslihah harus menyadari kekeliruan teologinya dan bertobat dari aktivitas penyebaran ajaran-ajaran menyimpang ke gereja. Jika tidak, maka gelar rohani yang disandangnya bukan “teolog” tapi “tololog."Setelah murtad meninggalkan Islam, wanita berdarah Madura ini ditokohkan sebagai penginjil yang aktif memberikan ceramah kesaksian di gereja-gereja.

Ia pun mendirikan Yayasan Isa Almasih Alaihisalam Ministry Qasidah Injili di Gresik, Jawa Timur.Untuk memamerkan keahlian berbahasa Arab di hadapan jemaat, Ev Siti Muslikhah Rahayu menceritakan bahwa ia tak pandai menulis huruf latin dengan baik. Karena ia biasa menulis huruf arab pego (tanpa baris harokat) yang ditekuninya di pesantren dulu. Bahkan tanda tangannya pun sampai saat ini berbahasa Arab. Lalu ia menafsirkan nama “Muslikhah” miliknya. Menurutnya, namanya bukan “muslikah” yang berarti minder, tapi “Muslikhah” yang berarti pemberani melangkah untuk memenangkan jiwa-jiwa. “Kalau Muslikhah pakai “kh” itu masuk tajwid, ada syiddah di atas. Nama ini diberikan kebanyakan kepada orang yang masuk pesantren. Kalau tidak dari pesantren tidak berani pakai nama ini,” ujarnya.Alangkah bohongnya kesaksian penginjil ini. Minder dalam bahasa Arab berarti “khajil” atau “mukhjil”, sedangkan “muslikah” adalah kata turunan dari “salaka” yang berarti meniti atau berjalan.

Mengatakan bahwa dalam kata “muslikhah” terdapat tajwid dan syiddah, menunjukkan bahwa sang penginjil adalah orang awam yang berlagak sok tahu membodohi jemaat Kristen. Tajwid adalah cara baca Al-Qur`an, bukan masuk pada sebuah nama seseorang. Jika dalam kata tersebut terdapat syiddah, maka cara bacanya menjadi “muslikh-khah.” Mengartikan muslikhah menjadi pemberani, menambah kejahilan ilmu sang penginjil. Sebab pemberani dalam bahasa Arab disebut asy-syuja’ sedangkan muslikhah (seharusnya muslihah) berarti wanita yang melakukan islah (perbaikan). Nama “Muslihah” dan nama-nama indah lainnya dalam Islam bukanlah monopoli pesantren tertentu, melainkan ajaran Rasulullah kepada semua pengikutnya, bukan milik orang pesantren saja.Kisah perpindahan agama dari Islam ke Kristen yang dipaparkan Ev Muslihah penuh dengan hal-hal mistik yang sangat mustahil. Kisahnya bermula ketika ia kawin beda agama dengan seorang ABRI Kristen pada tanggal 21 Juli 1980. Waktu menikah, dia lupa tidak menanyakan agama calon suaminya.

Ketika sudah berumah tangga, Muslikhah baru tahu kalau suaminya adalah orang Kristen. Maka muncullah prahara rumah tangga yang sangat keras. Sehingga kakak Muslikhah yang di Malaysia menyuruhnya untuk membunuh suaminya, jika ia ingin masuk surga. Muslikhah pun menuruti saran kakaknya.Ketika suaminya sedang tidur, Muslikhah hendak membunuhnya dengan senjata tajam. Ketika senjata diayunkan, tiba-tiba Muslikhah lumpuh seketika. Setelah berobat kemana-mana tidak membawa hasil, maka Muslikhah didoakan oleh para “hamba-hamba Tuhan” selama tiga hari. Mukjizat pun turun dan Muslikhah sembuh total sampai sekarang. Maka mulailah ia tertarik ke gereja.Suatu hari, ketika kebaktian di gereja, Muslikhah hendak pulang karena enggan mengikuti acara “Doa Syafaat”. Anehnya, ketika hendak berdiri, kursi yang didudukinya lengket tidak bisa berpisah dari tubuhnya. Jika ia berdiri, kursi yang didudukinya ikut terangkat.

Maka terpaksa ia mengikuti doa syafaat. Sejak itulah dia menjadi yakin terhadap Kristen.Kisah Muslikhah bahwa orang Kristen itu sakti tak bisa dibacok dan membuat lumpuh orang yang akan membacok, ini ajaran mistik yang tidak bisa diterima akal. Dalam kenyataannya, sering diberitakan di mess media, orang Kristen yang mati terbunuh, tertembak, dirampok, dan lain sebagainya. Bahkan belum lama ini 3 orang tokoh Kristen tak mampu menyelamatkan nyawanya dari hukuman eksekusi. Dalam teologi Kristen, tak ada jaminan dalam Bibel bahwa orang Kristen yang beriman itu punya mukjizat tidak bisa dibacok lalu orang yang akan membacok itu menjadi lumpuh.Yang ada adalah ayat Injil adalah orang yang beriman kepada Yesus itu memiliki mukjizat bisa mengusir setan dalam nama Yesus, bisa berbicara dalam bahasa-bahasa asing, dan kebal terhadap bisa ular dan racun maut (Injil Markus 16:17-18). Tetapi, ayat terlalu naif.

Di satu sisi, ayat mukjizat ini tidak bisa dipraktikkan karena tak ada orang Kristen yang berani membuktikan mukjizat ayat ini. Di sisi lain, para teolog sudah sepakat menyatakan bahwa Injil Markus 16:9-20 itu bukan firman Tuhan, melainkan tulisan manusia yang disisipkan dalam Alkitab.Pada bagian lain, penginjil wanita Sampang Madura yang mengaku berlatar belakang Muhammadiyah fanatik ini mengisahkan tantangan rohani dari keluarga Muslim. Konon, suatu hari kedua orang tuanya akan membagikan warisan, tapi Muslikhah tidak kebagian karena sudah murtad. Ia dibaringkan di tempat tidur untuk dibunuh. Kakaknya menghunus pedang ditempelkan di leher, tinggal menggorok saja. Ketika membaca takbir Allahu Akbar Allahu Akbar hendak menggorok. Muslikhah ditanya, “Siapa Tuhanmu?” Muslikhah menjawab: “Allah Yesus Allah kita semua.” Saat itu pula pedangnya mental dan 25 orang yang menyaksikan kejadian ini jatuh pingsan semuanya.Tahun 1998 ibunya terserang kanker dan liver ganas. Ketika akan dioperasi, dia minta untuk didoakan lewat nyanyian oleh Muslikah, karena doanya itu manjur. Setelah didoakan dengan minyak urapan, ibunya sembuh total seketika lalu urung dioperasi. Sejak itulah Muslikah sangat dicintai dan diterima kembali di tengah-tengah keluarganya.

Dua penggal kisah mistik itu mendapat applaus dari jemaat Gereja Penabur Surakarta, meski secara akal tak bisa dipercaya sama sekali, karena banyak bohongnya. Bohongnya sangat besar.Pertama, orang tuanya akan membagikan harta warisan kepada anak-anaknya, kecuali kepada Muslikhah. Kisah ini bohong belaka, karena warisan adalah harta dan hutang yang diwariskan kepada ahli waris ketika sang pewaris (orang tua, dll) sudah meninggal. Pembagian harta warisan oleh kedua orang tua kepada anak-anaknya adalah tidak benar. Karena sebelum orang tua meninggal, maka harta yang ada bukan disebut harta warisan. Jadi, cerita pembagian warisan dalam keluarga Muslikhah adalah rekayasa yang dipakai sebagai bumbu kesaksian agar jemaat memberikan applaus kepadanya.Kedua, tidak ada pedoman hidup Muhammadiyah maupun putusan tarjih yang memerintahkan agar seseorang yang murtad dalam suatu keluarga harus dibunuh dengan pedang di hadapan anggota keluarga.

Dengan demikian, kesaksian bahwa keluarganya yang fanatik Muhammadiyah hendak membunuhnya dengan pedang itu hanyalah isapan jempol yang dipakai sebagai pemanis kesaksian agar jemaat simpati kepada perjuangan rohaninya. Kisah fiktif ini adalah fitnah yang mencitrakan persyarikatan Muhammadiyah sebagai organisasi preman yang suka main hakim sendiri dengan gampangnya menghilangkan nyawa orang lain.Ketiga, kisah penyembuhan ibu kandung Muslikhah dari penyakit kanker dan liver ganas dengan minyak urapan dan doa dalam nama Yesus, sama sekali tak bisa dipercaya. Selain ayat Markus 16:9-20 yang menjadi landasan adalah ayat palsu, fakta di lapangan pun bertolak belakang dengan doktrin “doa penyembuhan dengan minyak urapan dalam nama Yesus” tanpa medis. Jangankan umat Kristen biasa, Paus di Vatican pun kalau sakit berobat ke dokter, bukan dengan minyak urapan (baca: Awas, Situs Pemurtadan, Sabili Th. XIII No. 26, 13 JULI 2006).Bukti lainnya, banyak pendeta dan umat Kristen yang berprofesi sebagai dokter medis. Contohnya adalah dokter Ruyandi Hutasoit, ketua umum Partai Damai Sejahtera (PDS). Selain sebagai pendeta, ia juga berprofesi sebagai dokter medis. Jika doktrin penyembuhan dengan tumpang tangan dalam nama Yesus itu benar, untuk apa para dokter Kristen memakai obat-obatan kimia dalam terapi terhadap pasien? Jika seorang penginjil bisa menyembuhkan penyakit kanker dan liver ganas hanya dengan doa tanpa tindakan medis, seharusnya orang Kristen menutup rumah sakit Kristen dan membubarkan fakultas kedokteran di perguruan tinggi. Bukankah penyembuhan dengan doa dan minyak urapan lebih praktis, efisien dan hemat?

Maukah orang Kristen meniru jejak penginjil berdarah Madura ini? Ev Siti Muslikhah Rahayu harus menghentikan dusta-dusta dalam kesaksiannya. Sebagai rohaniawan Kristen, ia harus malu dan meniru ajaran damai umat Islam yang mencela dusta sebagai perbuatan dosa (Qs. Al-Jatsiyah 7). Tindakan dusta itu tidak akan memasyhurkan nama Yesus, justru dikecam oleh Yesus sebagai “hamba iblis” (Yohanes 8:44).

Tidak ada komentar:

Bookmark