Lihat bunga teratai yang Aku ciptakan ini. Ia tumbuh dari lumpur dan hidup di air, tapi ia tidak menyimpan lumpur atau air pada daunnya. Kau juga tumbuh dari benih kotor, tapi tidak seperti bunga teratai kau malah menyimpan semua benih kotor itu dalam dirimu. Karena begitu banyak lumpur di dalam dirimu, hidupmu penuh penderitaan. Tapi sejak bunga teratai tidak membawa apa-apa dari tempat ia tumbuh, hidupnya penuh dengan keindahan.
“Lihatlah pada berbagai macam bunga yang Aku ciptakan untuk lebah madu. Tahukah kau berapa banyak warna dan keharuman yang mereka miliki? Tapi dari berbagai macam bunga yang tersedia, sadari bahwa lebah hanya mengambil apa yang menjadi miliknya dan kemudian ia pergi berlalu. Dengan hal yang sama, untukmu Aku menciptakan berbagai macam hal, tiap hal dengan sifat-sifat dan esensinya masing-masing, keduanya baik dan buruk. Mengapa kau tidak mengambil apa yang menjadi bagianmu dan kemudian pergi berlalu? Lebah madu tidak berputar-putar sambil berkata, “Semua bunga ini begitu indah, aku ingin menikmati semuanya.” Lebah madu hanya mengambil apa yang menjadi miliknya. Dengan hal yang sama, adalah tugasmu untuk mengetahui apa yang menjadi milikmu, ambil bagianmu, lalu pergilah.
“Sekarang, jika kau mengaduk lima puluh botol susu, hasilnya kau hanya akan mendapatkan beberapa gram mentega. Aduklah dirimu dan lihat apa yang terjadi. Hanya sedikit bagian berharga yang tersisa. Itulah Aku, satu-satunya yang berharga. Coba kau leburkan bagian berharga itu, kau akan melihat dirimu dan Diriku. Gunakan kebijaksanaanmu dan lihatlah pada apa-apa yang telah Aku berikan kepadamu. Aduk setiap hal dan darinya ambil apa yang menjadi nilai sejatinya.
Perumpamaan yang diberikan Tuhan tidak ada batasnya. “Lihat burung kecil itu yang Aku ciptakan, ia dinamakan burung Kolibri. Ia memiliki bulu yang gelap, tapi bulunya bersinar, dan ia bergerak secepat kilat. Jasadmu juga gelap, tapi aku meletakkan cahaya terang benderang di dalam dirimu, cahaya keimanan, cahaya kebijaksanaan. Ia berada di dalam dirimu, selalu bersinar di sana.
“Pelajaran lainnya datang dari burung Kolibri. Apakah kau lihat bagaimana ia menyeimbangkan tubuhnya untuk mengambil madu, tanpa pernah menyentuh bunganya? Ia melayang-layang di atasnya, menyeimbangkan tubuhnya di udara sembari memasukkan paruhnya ke dalam bunga untuk meminum madunya. Di dalam hidupmu kau juga harus seperti burung Kolibri. Jangan sentuh dunia. Seimbangkan dirimu di atasnya, tanpa bersandar padanya, dan hanya mengambil apa yang kau butuhkan.
Jika burung Kolibri kehilangan keseimbangan dan mendarat pada bunganya, tangkainya akan patah dan sarinya akan hilang. Seperti itu, jika kau kehilangan keseimbanganmu, kau akan mendarat di dunia dan terjatuh. Jadi, tetaplah dalam keadaan seimbang, dan katakan, “Tiada Tuhan selain Allah (La ilaha illallahu). Rasakan madu itu. Ia berasal dari samudera kebijaksanaan. Tatkala kau telah merasakannya, kau akan mengerti.”
Samudera kebijaksanaan begitu luas. Tuhan meletakkan bermilliar-milliar hal di samudera tersebut, sebagai perumpamaan untuk kita amati dan pelajari. “Walaupun begitu banyak kelopak yang mengelilingi bunga, tapi dari kedalaman bunganya hanya tercium satu keharuman. Dengan hal yang sama, walaupun begitu banyak hawa nafsu yang Aku letakkan pada dirimu, dan begitu banyak hal yang meliputimu, satu semerbak keharuman datang dari dalam, dari dirimu yang sejati, dan semerbak keharuman itu berhembus dari dirimu kepada segala sesuatu. Jadi seterusnya kirim keharuman itu kepada apapun yang berada di dalam dirimu. Bawalah semua hawa nafsumu ke dalam kendalimu dan transformasikan mereka. Adalah mungkin bagimu untuk melakukan hal itu. Berikan keharumanmu kepada semua yang ada pada dirimu. Semua hal ini diletakkan di samudera kebijaksanaan untuk membantumu memahami pelajaran ini.
“Lihat bagaimana buah-buahan dikelilingi oleh begitu banyak daun dan ranting. Aku menciptakan mereka seperti ini dengan sebuah alasan, untuk membelokkan tekanan dari angin kencang yang berhembus, sehingga buahnya tidak rusak. Dan sebagaimana Aku letakkan daun-daun dan ranting-ranting di sekeliling buah untuk melindunginya, Aku memberimu jasad dengan begitu banyak hawa nafsu dan keinginan, sehingga ketika masalah dan penderitaan datang menyerang, bagian yang paling berat menanggung serangan adalah hawa nafsu dan keinginan dari diri rendahmu, bukan dirimu. Mereka diserang akibat keinginan mereka sendiri.
Tapi kau berbuat kesalahan dengan berpikir bahwa kaulah yang diserang dan menderita. Kau harus menyadari bahwa jasad (diri rendah) dan hawa nafsu diciptakan dengan sengaja untuk menangkis tekanan, sehingga kau tidak akan merasakannya, agar kau bisa hidup tenteram dan aman.
Perumpamaan ini dapat membantumu untuk memahami sesuatu yang penting. Tuhan telah menciptakan berbagai hal sebagai perumpamaan bagi kita untuk belajar darinya. Jika kita gagal memahaminya, itu karena kurang bijaknya diri kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar